Sunday, April 10, 2011

R

Apa salahnya jika bosannya saya menjadi rahasia? Apa salahnya? Dia saja pandai menutupi dan saya anggap itu menjadi rahasia. Biasanya saya akan selalu cerita kalau saya bosan, kalau saya ini, kalau saya itu. Tapi, sekarang itu rahasia. Percaya?

Punya rahasia itu menyenangkan.
Saat ditanya, "Ayank kenapa, Yank?"
Jawabnya, "Gak kenapa-kenapa, Yank."
Percaya? Mana mungkin. Saya anggap dirahasiakan karena saya malas menjawab. Dia tahu kok kalau saya kenapa-kenapa. Dia juga tahu kok kalau saya malas bicara. Dia juga tahu kok kalau saya sudah begitu inginnya tergeletak di kamar. Tubuh lelah, bicara pun malas. Akhirnya, saya berahasia.

Saya ada rahasia. Bukan berarti saya tidak jujur. Saya ada rahasia. Bukan berarti saya kenapa-kenapa. Saya ada rahasia karena itu semua tidak penting untuk diajak bicara.
Seharusnya saat saya ditanya ada apa dengan saya, saya tinggal jawab "b.o.s.a.n!"
Tapi, sekarang yang begitu itu jadi rahasia.

Ya iya lah. Saya bosan, dianya yang bingung. Bagaimana tidak bingung kalau saya bosan dengan buku, FB, TV, majalah, kerjaanseni, orang-orang di luaran, jalanan, kota, matahari, bahkan mimpi di saat tidur. Bagaimana tidak bingung? Dia bingung mengatasi bosannya saya. Ujung-ujungnya saya disuruh tidur. Di pangkuannya. Sementara dia sibuk dengan tuts dan monitor berwarna.

: Ayank, saya punya rahasia. Inisialnya 'R' (mengigau).

No comments:

Post a Comment