Friday, January 28, 2011

H


Sepuluh tahun kemudian baru aku mulai membacanya setelah dicetak pertama kali pada September 2000. Aku tergelak membayangkan seorang J. K. Rowling menuliskan fantasinya setelah tiga belas penerbit menolak naskahnya begitu saja. Aku pun langsung teringat dengan Sarah Singleton yang sudah membuatku terhenyak dengan cerita fantasinya terutama di akhir cerita "Century" yang sampai sekarang masih membuatku berdecak kagum tiada tara. "Heretic"-nya Sarah Singleton akan menjadi makananku berikutnya. Walau aku telat membacanya sepuluh tahun, tapi aku sudah mempunyai niat untuk memburu J. K. Rowling di kemudian hari.
 
Entah sudah berapa kali aku menonton film Harry Potter dari edisi pertama sampai yang ke enam yang diadaptasi dari novelnya J. K. Rowling, tapi aku tetap tidak mengerti dengan ceritanya. Aku benar-benar mengecewakan! Karena aku tidak mengerti, makanya di film yang ke tujuh bagian pertama aku belum menontonnya sampai sekarang. Aku putuskan untuk membaca terlebih dahulu novelnya. Dan, sekarang aku sedang memulainya. Wow!! Aku diajak bertamasya oleh J. K. Rowling menyusuri khayalan tingkat tingginya yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku. Aku jadi berpikir, sepertinya dari dulu-dulu aku lebih menyukai literatur Inggris daripada Amerika. 

Aku masih terpukau dengan ceritanya dan tidak sabar ingin segera membaca edisi yang ke dua. Aku suka fantasi. Aku suka yang tidak nyata. Aku suka mimpi. Dan aku suka imajinasi. Aku tidak punya kata lagi, J. K. Rowling. Mungkin sudah dicuri olehmu untuk cerita fantasi berikutnya.


: Aku lihat di tengah-tengah lambang sekolah sihir itu ada huruf H. Kamu tahu 'kan nama sekolah itu?

No comments:

Post a Comment