Sunday, January 30, 2011

Dear my beloved Father...


Bagi seorang yang sudah dewasa, yang sedang jauh dari orang tua, akan sering merasa kangen dengan mamanya. Bagaimana dengan papa? Mungkin karena mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaan setiap hari. Tapi, tahukah kamu jika ternyata papalah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu?

Saat kecil, mamalah yang lebih sering mendongeng. Tapi, tahukah kamu bahwa sepulang papa bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan apa yang kamu lakukan seharian?

Saat kamu sakit batuk/pilek, papa kadang membentak "sudah dibilang! jangan minum es!".  Tapi, tahukah kamu bahwa papa khawatir?

Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk dapat izin keluar malam. Papa dengan tegas berkata "tidak boleh!" Sadarkah kamu bahwa papa hanya ingin menjagamu? Karena bagi papa, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya, papa pun melonggarkan peraturannya. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan papa adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa dan harus kuliah di kota lain, papa harus melepasmu. Tahukah kamu bahwa badan papa terasa kaku untuk memelukmu? Dan papa sangat ingin menangis.

Di saat kamu memerlukan ini itu, untuk keperluan kuliahmu, papa hanya mengernyitkan dahi. Tapi, tanpa
menolak beliau memenuhinya.

Saat kamu diwisuda, papa adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dan bangga.

Sampai ketika teman priamu datang untuk meminta izin mengambilmu dari papa, papa akan sangat berhati-hati dalam memberi izin. Karena papa tahu bahwa pria itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya, saat papa melihatmu duduk di pelaminan bersama pria yang dianggapnya pantas menggantikannya, papa pun tersenyum bahagia. Apa kamu tahu, bahwa papa sempat pergi ke belakang dan menangis? Papa menangis karena papa sangat bahagia. Dan ia pun berdoa "Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakan putri kecilku yang manis bersama suaminya".

Setelah itu papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu.





-- dari pesan seorang sahabat yang ingin mengingatkan kita tentang sosok seorang papa menjaga kita --









Beloved daughter
Anggina Hutabarat

No comments:

Post a Comment