Wednesday, December 29, 2010

#4 Dear Romo...

Dear Romo...

Yuni demam, Romo. Masih pukul 01.21 wib dini hari dan di luar hujan rintik-rintik membanting diri ke atas seng dapur. Badan Yuni hangat yang seharusnya dingin. Bibir Yuni kering yang seharusnya lembab. Barusan pipisnya banyak, menandakan Yuni masih sehat-sehat saja.

Well, tadi sore kita ngobrol banyak sampai-sampai Yuni kesal karena pulsa Telkomsel-nya habis. Ngobrol banyak dengan cerita yang tiada putus. Mungkin kalau bukan karena Romo ingin melanjutkan membuat prakaryanya, pembicaraan kita tadi masih berlanjut sampai sekarang. Ah, tidak mungkin...tidak mungkin...hahahaha...

Sebentar, Yuni mau coba lihat situs tentang Inception Ending yang tadi Romo katakan. Tunggu ya, Romo.

Beberapa menit kemudian....................

Yang ini bukan situsnya http://www.inceptionending.com ?
Nanti-nanti saja Yuni baca.

Romo, sampai detik ini Yuni juga belum menulis. Tapi, Yuni sudah membuat konsep tentang apa saja yang ingin ditulis. Mungkinkah kepulangan Romo nanti akan mendapatkan tulisan yang banyak dari Yuni? Belum tentu karena sampai sekarang Yuni belum juga menulis.

Tinggal dua minggu lagi pengumuman sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta. Yuni jadi resah gelisah. Saingannya hebat-hebat, tentu. Ini bukan tentang ambisi ingin menang, tapi belajar bagaimana bisa merasa ada di antara mereka-mereka yang hidupnya tidak bisa lepas dari sastra.

Romo, badan Yuni semakin panas saja ini. Sepertinya ini serius. Cepat pulang Romo. Kalau Romo ada di sini, Yuni hampir tidak pernah sakit. Coba Romo ingat-ingat, setiap Romo pergi pasti Yuni demam. Sakit yang begini sama seperti waktu Yuni kecil dulu saat Ayah pergi dinas luar kota, Yuni pun demam. Apakah Yuni dengan Romo seperti itu hubungan batinnya? Entahlah, Romo.

Yuni ingin istirahat saja. Cepat pulang ya Romo. Ya ya ya ya ya...

No comments:

Post a Comment

Blog Archive