Wednesday, December 29, 2010

sekelebat yang Hebat


Bagaimana bisa aku berpikir seperti itu? Oh, bisa saja sayang. Bagaimana? Kamu tidak perlu berlari, hadapi saja.

Hari-hari dilewati dengan bisik sana bisik sini, baca ini baca itu, dengar ini dengar itu, dan..kamu. Oh, siapa yang peduli kalau aku selalu bersama kamu. Ternyata banyak yang peduli walau dengan ekspresi, "yeah..you always together!".

Dalam satu ruangan yang sama, kita mampu hanya diam-diam saja. Tanpa ada pertengkaran karena didiamkan. Kita mampu itu. Setelah beberapa lama baru kita tersadar kalau kamu dan aku masih bersama dalam satu ruangan. Hening.
Pada saat tidur, siapa yang bisa terlebih dahulu memejamkan mata dan langsung tak sadar karena sudah masuk ke alam mimpi, maka dialah pemenang. Tapi itu tidak terjadi di antara kita karena kita susah tidur bersama. Tidak ada yang mau memejamkan mata. Akhirnya, kita keluar dari kamar mencari perangsang tidur masing-masing.

Aku membuatmu minuman petang sebagai penghantar senja ke peraduan. Kuberi gelas minumanmu untukmu. Kuambil gelas minumanku untukku. Kita minum bersama. Menikmati minuman senja tanpa kata. Hanya desahan, "hmmm....nice!". Kemudian diam lagi seperti tidak terjadi apa-apa barusan.

Aku tidak suka menonton TV. Aku hanya duduk menghadapi TV yang sudah aku matikan. Tiba-tiba kamu datang memberiku kejutan. Kejutan sebuah senyuman yang hanya boleh untukku seorang. Kita duduk bersama menghadapi TV yang mati. Tapi pikiran dan perasaan kita tidak mati. Diam seribu bahasa padahal di dalam hati saling berkata.

"Jangan pernah pergi ya.."
"Iya."
"Aku sudah sembuh, beibh."
"Aku tau."
"Aku jadi hebat."
"Kamu memang hebat kok, tapi kamu baru taunya sekarang."


Diam lagi. Masih tetap bersama karena tidak akan ada lagi yang pergi.



---kebersamaan itu tidak akan pernah mati, katamu.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive