Monday, September 28, 2009

SAYA MINDER, MUNGKIN...



Saya minder. Saya rasa seperti itu lah saya. Saya paling takut jika sudah ada segerombolan orang berkumpul kemudian tertawa. Mereka di sana sementara saya sendiri terpisah oleh mereka. Banyak alasan mengapa saya terpisah. Saya tidak kenal mereka, hanya sekedar tahu siapa mereka karena sering melihat mereka berseliweran di sekitar saya. Saya bahkan tidak tahu nama mereka. Kemudian alasan yang lain adalah saya tidak berani untuk mencoba bergabung dengan mereka. Mencoba bergabung berarti membuka aktifitas baru dengan “berkenalan”.

“Eh, lagi rame-rame ngapain nih?” tanya saya.

“???????....” terdiam sambil saling pandang-pandangan.

Saya tidak ingin seperti itu. Saya tahu ini hanya ketakutan saya yang sedang minder. Saya sudah berpikir jelek. Tidak bisa dihentikan pikiran jelek ini. Terus saja datang. Alasan lainnya lagi adalah karena saya tidak suka tertawa mereka. Tertawa yang membosankan. Tidak membuat saya nyaman. Akhirnya saya hanya diam saja. Diam bersama novel yang sedang saya baca. Timbul tenggelam dalam dunia saya yang siapa pun tidak tahu seperti apa dunia saya. Terkadang setelah saya sedikit lama menunduk karena membaca, saya kembali melihat mereka. Ternyata masih sama saja. Membosankan.

Saya baru tahu kalau selama ini dengan diamnya saya di antara keramaian yang tidak saya inginkan, ada seseorang yang diam-diam memperhatikan saya. Matanya tajam menatap saya. Saya melihatnya. Biasanya jika ada seseorang yang diam-diam memperhatikan kita kemudian dia tertangkap basah oleh mata kita, maka dia pasti langsung menoleh ke arah yang lain agar tidak merasa malu. Tapi, seseorang itu tidak seperti itu. Dia terus saja memperhatikan saya. Maksudnya menatap saya walaupun saya sudah menangkap matanya dengan mata saya. Saya terus saja menatap matanya. Ingin tahu sampai seberapa tahan dia menahan rasa malunya karena tertangkap basah. Ternyata saya yang tidak tahan dan saya yang merasa malu. Akhirnya saya beranjak dari duduk saya dan pergi meninggalkan kerumunan yang membosankan itu. Saya sudah tidak tahu lagi apakah seseorang itu masih menatap saya atau tidak. Setelah jauh, saya menoleh ke arah tempat itu. Seseorang itu sedang tertawa ngakak dengan teman-temannya yang lain. Saya pun lega.

No comments:

Post a Comment