Jadi, apa yang sedang salah dengan saya akhir-akhir ini? Saya saja sampai menghitung mundur entah dari hitungan ke berapa sampai akhirnya ...empat, tiga, dua, satu, dan aarrgghh saya menyerah! Saya lelah, Tuhan. Kemarin-kemarin saya mencoba menangis dengan sendiri-sendiri saja tapi gagal terus. Saya terus ditanya mengapa saya selalu saja diam dan cemberut tanpa sebab. Padahal pada saat itu saya sedang berjuang untuk bisa menangis. Tapi, siapa yang peduli kalau saya menangis berarti saya mencapai orgasme di titik puncak yang saya inginkan?
Ingat tidak tentang saya yang tidak bisa beraktifitas jika saya tidak bergumul terlebih dahulu malam sebelumnya untuk menyusun semua jadwal saya untuk besoknya? Begitulah saya. Jika saya tidak begitu, saya yakin besoknya saya akan tiada hentinya mengutuki diri saya bodoh dan terus saja menyalahkan diri dengan membabibuta. Saya tidak pantas dicontoh!
Dan, karena itu lah saya menangis. Konyol? Memang iya. Tapi, peduli apa saya dengan tanggapan orang lain. Yang penting saya bisa menangis dan saya puas. Saya bisa uring-uringan bolak-balik kamar-studio-turun naik tangga-kamar lagi-studio lagi-dst sebelum saya bisa menumpahkan air mata saya. Sebabnya? Ya itu dia tadi, saya hanya ingin menangis saja. Sakit hati sama diri saya sendiri karena kebodohan saya yang tidak bisa mengatur waktu saya dalam satu hari. Oh, betapa berharganya waktu itu bagi saya, sejujurnya, sebenarnya. Tapi, tololnya saya suka sekali menyia-nyiakannya!
Seperti hari ini, saya mengerjakan semua jadwal saya. Mulai dari mengirim buku ke Anggi, kemudian ke Gramedia, kemudian ke PajUs, dan selesai. Mungkin dalam satu hari ini hanya segitu dulu aktifitas saya. Tapi, tahukah kamu dengan aktifitas yang sedikit begitu saja sering saya malas mengerjakannya? Jangan dicontoh.
Saya tidak ingin memikirkan lagi yang sudah terjadi. Saya hanya memikirkan yang sekarang saja. Tentang besok tidak begitu saya pikirkan. Palingan juga hanya sekedar menuliskan jadwal saja.
Ada yang ketinggalan...
Jika saya mengatakan "hari ini ingin di rumah saja" maka saya harus di rumah saja. Kalau saya tetap keluar rumah juga untuk hal yang tidak penting, rasa bersalah itu tidak salah jika datang kepada saya.
Sedang berproses: membuang-buang waktu untuk hal-hal yang perting (menurut saya, bukan menurut kamu)!