Friday, July 30, 2010

LUNAR, aku jatuh cinta padamu.


Nama saya Lunar. Lelaki biasa tanpa harus basa-basi yang tak basi. Melihat cara berjalan orang-orang adalah sebuah kebahagiaan yang tak pasti. Terutama melihat bagian betis orang-orang. Bentuknya aneh-aneh tapi sangat menarik. Sedangkan benda favorit saya adalah jam dinding dan keran air.
Cerita singkat tentang jam dinding, bunyi jarum detiknya yang berkeliling di situ-situ saja membuat saya terharu bahwa pada saat itu dia dengan setia terus menemani saya dalam kesunyian yang lagi-lagi tak pasti. Bahkan dalam suasana yang tak terhiraukan pun dia mampu membuktikan eksistensi bunyi dari kinetik yang tak pasti itu untuk tetap berada di level tinggi. Sebenarnya dia hanya ingin mengatakan, "Bisakah kita menjadi sepasang kekasih, Lunar?" Bisa gila saya.
Keran air, dibiarkan terbuka sedikit saja seperti itu agar air yang keluar hanya tetesan-tetesan jenuh. Selagi saya jongkok di atas WC, bunyi tetesan-tetesan dengan nada tak pasti itu mampu mengajak saya untuk berfikir, "Hei, apa cerita kita kali ini untuk jongkok yang ke sekian kalinya?" Otak dan anus tidak saling peduli karena saya jatuh cinta pada keran air.
Kamu mau menjadi jam dinding dan keran air bagi saya?

--------------------------------------------------------------


Oh, Lunar! Kau membuat ku gila!

No comments:

Post a Comment