Saturday, July 24, 2010

KETAKUTAN dalam bayang-bayang


Bayangan itu bercerita di dinding.
Padahal tubuhku tetap diam.
Mereka bergerak-gerak dengan liar.
Tapi, aku masih saja diam.
Bayangan itu adalah bayanganku.
Mengapa bisa bergerak?
Mengapa bisa seramai itu?
Apa yang ingin dikatakan dinding kepadaku lewat bayangan itu?
Bukan, bayangan-bayangan...
Iya, bukan bayangan tapi bayangan-bayangan.
Aku masih diam.
Bayangan itu semakin ramai.
Hingga akhirnya gelap gulita.
Cahaya hilang.
Bayangan hilang.
dan tubuhku hilang.
Aku pun menghilang.


Medan, 30 September 2009



Aku lega ternyata tidak ada bayang-bayang yang mengganggu. Aku sendiri yang menciptakan bayang-bayang itu. Seharusnya dari dulu tidak aku adakan bayang-bayang yang mengada-ngada itu. Aku tertawa terbahak-bahak saat tadi siang aku bercerita panjang lebar kepada Take yang sedang tidur mungkin, bagaimana spesifikasi bayang-bayang yang aku ciptakan sendiri dengan bodohnya. Ternyata baru aku sadari aku tidak pernah menciptakan wujud dari yang tidak ada. Aku hanya mengada-ngada. Ya, sekali lagi aku katakan kalau aku sudah mengada-ngada. Sekarang aku tidak perlu lagi berjalan meraba-raba karena tidak ada gelap di sekitarku. Sekarang, yang ku sentuh benar-benar manusia yaitu Romo. Aku lega, Take!!!!!!!!!!

No comments:

Post a Comment