Saturday, January 15, 2011

Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010

MALAM ANUGERAH SAYEMBARA MENULIS NOVEL DEWAN KESENIAN JAKARTA 2010
Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jumat, 14 Januari 2011.

Dimeriahkan pentas musik Twin Demon, pembacaan petikan novel unggulan oleh Arswendy Nasution dan Rukmi Wisnu Wardani, pameran Lintasan Sejarah Sayembara Novel DKJ, serta temu pengarang bersama Putu Wijaya, Ayu Utami, dan Yonathan Rahardjo.

Sebuah acara penting, Malam Anugerah Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010, akan digelar di Teater Kecil (Teater Studio), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Jumat, 14 Januari 2011, pukul 19.00 WIB. Pergelaran dua tahunan ini akan dimeriahkan pentas musik Twin Demon, dan pembacaan petikan novel unggulan oleh Arswendy Nasution dan Rukmi Wisnu Wardani.

Selain itu, pada hari yang sama, mulai pukul 10.00 WIB, lobi Teater Kecil akan dimeriahkan Pameran Lintasan Sejarah Sayembara Novel DKJ, dan pada pukul 15.00 WIB akan diisi temu pengarang bersama Putu Wijaya, Ayu Utami, dan Yonathan Rahardjo. Ketiga novelis yang pernah memenangkan Sayembara Novel DKJ ini akan membeberkan proses kreatif dalam menulis novel dan dampak kemenangan tersebut  terhadap perkembangan kepengarangan mereka.

Sayembara Novel DKJ merupakan salah satu program unggulan Dewan Kesenian Jakarta yang diadakan sejak tahun 1974. Sempat terhenti sejak tahun 1981, kemudian diadakan lagi pada tahun 1998, dan “melahirkan” novel Saman karya Ayu Utami yang kontroversial sekaligus laris dan fenomenal. Novel ini banyak dikritik sekaligus dipuji, namun berhasil melambungkan nama Ayu Utami dan memberikan sejumlah penghargaan penting untuknya, seperti  Prince Claus Award 2000.

Selain Saman, cukup banyak novel penting lain yang lahir dari Sayembara Novel DKJ, seperti Aspar (1974) karya Astiti Rahayu, Dari Hari ke Hari (1974) karya Mahbub Junaedi, Raumanen (1975) karya Marianne Katoppo, Upacara (1976) karya Korrie Layun Rampan, Aku Bukan Komunis (1977) karya Yudhistira Ardhi Nugraha, Tiga Lagu Dolanan (1977) karya Ismail Marahimin, Dadaisme (2003) karya Dewi Sartika, Geni Jora (2003) karya Abidah el Khalieqy, Tabula Rasa (2003) karya Ratih Kumala, dan Ular Keempat (2003) karya Gus tf Sakai.

Tujuan utama sayembara ini adalah untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel. Keberadaannya menjadi makin penting setelah berhasil melahirkan banyak novel penting dan pengarang ternama dalam sastra Indonesia. Meski hanya “hadiah harapan”, pengarang ternama Putu Wijaya juga pernah memenangi sayembara ini, melalui novel Merdeka pada tahun 1981. Cerpenis ternama, Hamsad Rangkuti, juga pernah memenangi sayembara ini, meski juga hanya pada posisi “hadiah harapan” pada tahun 1981 dengan novel Ketika Lampu Berwarna Merah. Pada tahun yang sama, hadiah pertama diraih novel Bako karya Darman Munir, dan hadiah kedua ditempati novel Harapan karya Nasjah Djamin.

Pada awalnya, Sayembara Novel DKJ diadakan setahun sekali. Setelah sempat vakum, lalu diadakan lagi pada tahun 1998, dan 2003. Kemudian, mulai 2006, sayembara ini ditradisikan dua tahun sekali, tiap tahun genap. Tahun 2006, antara lain, menghasilkan novel Hubbu karya Mashuri, dan Mutiara Karam karya Tusiran Suseno. Sedangkan tahun 2008, antara lain menghasilkan novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf.

Hal yang menggembirakan, antusiasme penulis selalu besar untuk mengikuti Sayembara Novel DKJ. Bukan hanya para pengarang muda, tapi juga para novelis senior dan ternama. Untuk tahun ini, misalnya, saat penutupan penerimaan naskah, telah ada 277 naskah novel yang masuk ke sekretariat DKJ. Selain itu, sejumlah penerbit besar, seperti Gramedia, juga selalu antusias untuk menerbitkan novel-novel yang memenangi sayembara ini.

Ke-277 naskah novel itulah dinilai oleh Dewan Juri yang terdiri dari Sapardi Djoko Damono, A.S. Laksana, dan Anton Kurnia. Tentu, kami sangat berharap sayembara novel ini dapat terus menghasilkan novel-novel baru yang lebih bagus, segar, dan fenomenal. Bukan sekadar novel yang bagus, tapi novel yang membawa semangat pembaharuan dalam kesastraan Indonesia. Kita saksikan saja, siapa kampiun-kampiun penulis novel yang menjadi juara kali ini!



Komite Sastra
Dewan Kesenian Jakarta   

No comments:

Post a Comment