Seberapa banyak manusia yang harus saya pelajari rahasianya yang tersembunyi di setiap garis wajah dan lubang pori-porinya? Seberapa sanggupkah saya membaca mereka dengan isi cerita yang naik turun bagaikan jalanan di puncak menuju Berastagi? Atau saya harus berpaling bagai pecundang? Atau mungkin tetap menerima bahwa itu adalah kenyataan dan bukan bisikan?
Wednesday, January 19, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
▼
2011
(545)
-
▼
January
(48)
- 10.00 WIB
- K
- Dear my beloved Father...
- 09.00 WIB
- J
- 08.00 WIB
- I
- 07.00 WIB
- H
- 06.00 WIB
- G
- 05.00 WIB
- F
- 04.00 WIB
- E
- 03.00 WIB
- D
- 02.00 WIB
- C
- 01.00 WIB
- B
- 00.00 WIB
- A
- Jeduar..
- Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Menulis No...
- Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel Dewan Kesen...
- entahlah..
- kosong
- aku, dingin, dan selimut merah.
- helaan nafas saya, Romo.
- Rana
- kata adalah SENJATA
- Kemarin itu senyum saya kembali
- #9 Dear Romo..
- tiba-tiba mengingat itu kembali..
- #8 Dear Romo..
- Cherotonine
- tentang di antara..
- Stochklom Syndrome - MUSE
- Knights of Cydonia
- Burning in the skies
- Waiting for the End
- saya suka suka suka..
- kuping saya kuping mereka
- penghuni kamar
- #7 Dear Romo...
- (Tentang Surealisme) La Revolution Surealiste
- #6 Dear Romo...
-
▼
January
(48)
No comments:
Post a Comment