Di ujung jalan kamu menurunkanku dari sebuah perjalanan. Menurunkanku dengan penuh kasih sayang. Pikiranku sudah sampai di rumah, karena sudah tidak sabar ingin mencium para rohku yang sedang menanti di kamar. Aku pegang tanganmu. Menitipkan rasa khawatir di punggung tanganmu atas kepulanganmu yang sebentar lagi akan aku saksikan. Ya, tidak ada yang bisa menghentikan hujan saat ini. Dan kamu tetap berlari dengan tidak peduli seberapa cepat hujan-hujan itu pecah menghantam tubuhmu. Aku takut justru kamu yang akan pecah. Tapi, matamu tidak mengatakan begitu. Ah, pulanglah. Hati-hati. Hujan tidak akan menghantammu. Mereka akan menggandengmu pulang. Aku akan menunggu kabar sampainya kamu di rumah lewat para hujan yang baik hati menjatuhkan tetesannya di atap kamarku. Pulanglah..
: aku takut menoleh ke belakang. ke ujung jalan itu.
No comments:
Post a Comment